SOFTSKILL 1 B. INDONESIA PENALARAN DEDUKTIF

PENALARAN DEDUKTIF

Tugas Softskill 1 B.indonesia
Nama : Desta Yusan KP
Kelas : 3EB17
Npm  : 21210851

Pengertian : suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum , yang kebenarannya sudah diketahui atau diyakini , dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.

Penarikkan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogisme. Silogisme disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan.
Pernyataan yang mendukung silogisme ini disebut sebagai premis yang kemudian dibedakan menjadi :
1) premsi mayor dan
2) premis minor.

Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersebut. Penarikan kesimpulan secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Penarikan tidak langsung ditarik dari dua premis. Penarikan secara langsung ditarik dari satu premis.
contoh :
- Semua mahluk hidup perlu makan untuk mempertahanka hidupnya (Premis mayor)
- Widy adalah seorang mahluk hidup (Premis minor)

- Jadi, Widy perlu makan untuk mempertahakan hidupnya (Kesimpulan)

Faktor – faktor penalaran deduktif :
1. Pembentukan Teori
2. Hipotesis
3. Definisi Operasional
4. Instrumen
5. Operasionalisasi

Variabel pada penalaran deduktif :

1. Silogisme Kategorial
Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus : Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.

Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai
berikut:
1. Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah.
2. Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
3. Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
4. Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
5. Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
6. Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
7. Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus. Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh silogisme Kategorial:
My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn : Susi adalah mahasiswa
K   : Susi lulusan SLTA

Kaidah-kaidah Silogisme Kategorial
1. Apabila dalam satu premis partikular, kesimpulan harus partikular juga, seperti:
- Semua yang halal dimakan menyehatkan
- Sebagian makanan tidak menyehatkan,
- Jadi, sebagian makanan tidak halal dimakan
(Kesimpulan tidak boleh: Semua makanan tidak halal dimakan).

2. Apabila salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga, seperti:
- Semua korupsi tidak disenangi.
- Sebagian pejabat adalah korupsi,
- Jadi, sebagian pejabat tidak disenangi.
(Kesimpulan tidak boleh: Sebagian pejabat disenangi)

Dari dua premis yang sama-sama partikular tidak sah diambil kesimpulan. Beberapa politikus tidak jujur.
- Banyak cendekiawan adalah politikus,
- Jadi: banyak cendekiawan tidak jujur.

3. Dari dua premis yang sama-sama negatif, tidak mendapat kesimpulan apa pun, karena tidak ada mata rantainya hubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpul diambil bila sedikitnya salah satu premisnya positif. Kesimpulan yang ditarik dari dua premis negatif adalah tidak sah.
- Kerbau bukan bunga mawar.
- Kucing bukan bunga mawar
- .….. (Tidak ada kesimpulan)

- Tidak satu pun drama yang baik mudah dipertunjuk
- Tidak satu pun drama Shakespeare mudah dipertunjuk
- Jadi, semua drama Shakespeare adalah baik. (Kesimpulan tidak sah)

4. Paling tidak salah satu dari term penengah haru: (mencakup). Dari dua premis yang term penengahnya tidak term menghasilkan kesimpulan yang salah, seperti:
- Semua ikan berdarah dingin.
- Binatang ini berdarah dingin
- Jadi, binatang ini adalah ikan.
(Padahal bisa juga binatang melata)

5. Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term predikat yang ada pada premisnya. Bila tidak, kesimpulan menjadi salah, seperti
- Kerbau adalah binatang.
- Kambing bukan kerbau.
- Jadi, kambing bukan binatang.
(‘Binatang’ pada konklusi merupakan term negatif sedang-kan pada premis adalah positif)

6. Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna maka kesimpulan menjadi lain, seperti:
- Bulan itu bersinar di langit.
- Januari adalah bulan.
- Jadi, Januari bersinar di langit.
(Bulan pada premis minor adalah nama dari ukuran waktu yang panjangnya 31 hari, sedangkan pada premis mayor berarti planet yang mengelilingi bumi).

7. Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, predikat, dan term menengah ( middle term ), begitu juga jika terdiri dari dua atau lebih dari tiga term tidak bisa diturunkan konklusinya.

2. Silogisme Hipotesis
Silogisme Hipotesis : Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
contoh :
My : Jika tidak ada makanan, manusia akan kelaparan.
Mn : Makanan tidak ada.
K : Jadi, Manusia akan Kelaparan.

3. Silogisme Alternatif
Silogisme Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
contoh :
My : Kakak saya berada di Bandung atau Jakarta.
Mn : Kakak saya berada di Bandung.
K : Jadi, Kakak saya tidak berada di Jakarta.

4. Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
 Contoh:
– Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
– Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.

Sumber Data :
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/04/penalaran-deduktif-79/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/03/tugas-bahasa-indonesia-2-penalaran-deduktif-4/
http://irabieber.wordpress.com/2011/10/26/penalaran-deduktif-dan-induktif/
http://anggitata.wordpress.com/2011/03/11/penalaran-deduktif/
http://dizly.wordpress.com/2011/02/28/definisi-penalaran-deduktif/

Komentar

Posting Komentar

Jika ada pertanyaan, masukan saran atau kritik, silahkan diisi kolom komentarnya. Jazakumullah Khairan :)

Postingan populer dari blog ini

APA ITU MARKETER ?

Epilepsi Part 3 ( cara menanggulangi + pengobatan )..

Kode Etik Profesi TNI